Transplantasi Sel Stem Haematopoietica Sumsum tulang merupakan jaringan busa yang ditemukan dalam tulang besar. sel stem Haematopoietic pada sumsum tulang bertanggung jawab memproduksi sel darah termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Sel-sel stem ini digunakan untuk transplantasi dan dapat diambil darah dari sumsum tulang, periferal atau tali pusar.
Transplantasi Sel Stem Haematopoietic
Transplantasi sel stem Haematopoietic merupakan prosedur penyembuhan untuk penyakit ganas dan tidak ganas pada anakanak. Pada terapi kanker normal, jumlah kemoterapi yang diberikan terbatas karena dapat merusak fungsi sumsum tulang. Transplantasi sel stem Haematopoietic memungkinkan penggunakan dosis kemoterapi lebih tinggi dengan menggantikan sumsum tulang yang rusak. Sel baru dari donor, yang tumbuh dalam tubuh juga akan membantu membunuh sel kanker.
Sel stem juga dapat ditransplantasikan untuk mengganti enzim atau protein yang hilang pada penyakit genetik tertentu atau
kekurangan imunitas. Transplantasi itu sendiri melibatkan transfusi sumsum tulang atau sel stem darah pasien atau donor setelah
dikondisikan dengan obat-obatan. Setelah dua hingga empat minggu, sel stem terbentuk dan mulai memproduksi sel darah
dewasa. Setelah pembentukan graft berjalan sempurna dan pasien stabil, dia dapat keluar dari rumah sakit.
kekurangan imunitas. Transplantasi itu sendiri melibatkan transfusi sumsum tulang atau sel stem darah pasien atau donor setelah
dikondisikan dengan obat-obatan. Setelah dua hingga empat minggu, sel stem terbentuk dan mulai memproduksi sel darah
dewasa. Setelah pembentukan graft berjalan sempurna dan pasien stabil, dia dapat keluar dari rumah sakit.
Ditujukan untuk Penyakit Ganas
- Kanker darah seperti leukemia dan limfoma
- Tumor padat seperti neuroblastoma tahap akhir, sarkoma
Ditujukan untuk Penyakit Jinak
- Gangguan darah seperti anemia aplastik
- Gangguan kekebalan tubuh seperti penyakit kekurangan kekebalan tubuh saat lahir
- Penyakit genetik seperti talasemia , gangguan metabolisme saat lahir.
Menurut Academic Press Dictionary of Science Technology, sel induk didefinisikan sebagai sel yang berfungsi sebagai sumber lanjutan sel baru. Sel ini sanggup berkembang biak secara tidak terbatas dan berkembang menjadi sel khusus. Bisa dibilang, inilah biangnya sel yang menyusun jaringan tubuh. Manakala kita terluka, misalnya, sel ini bertindak dengan membelah diri menjadi sel baru, menggantikan sel yang rusak.
Untuk lebih mengembangkan transplantasi ini, sejak 1986 National Marrow Donor Program (NMDP), sebuah lembaga nirlaba di AS, memberi fasilitas transplantasi sumsum tulang belakang dan transplantasi sel induk. Dari daftar yang mereka susun, ternyata ada 72 penyakit yang bisa disembuhkan melalui sel induk. Kebanyakan adalah penyakit sangat serius macam leukemia, bermacam bentuk anemia, serta myeloma. Para ilmuwan yakin, penyakit jantung, diabetes, maupun Alzheimer dan Parkinson tinggal menunggu waktu “dijamah” dengan sel induk.
Selama dekade terakhir, ihwal sel induk memang menyedot minat para ilmuwan untuk mempelajarinya. Banyak hal yang terungkap sehingga mereka semakin mengerti soal sel ini dan apa yang bisa mereka lakukan. Salah satunya, sel ini dapat berperan secara luas dalam bidang pengobatan medis.
Umumnya, semakin muda sumber sel induk, semakin banyak gunanya. Sumber sel induk paling oke sesunguhnya ya dari embrio. Sumber ini jauh lebih baik karena bisa “menghasilkan” bermacam jenis sel: jantung, paru-paru, otot, kulit. Penelitian dan terapi transplantasi yang sudah berjalan yaitu dari sumsum tulang belakang dan dari darah tali pusar yang kini mulai marak dilakukan.
Hanya saja kualitas kedua sumber itu masih di bawah embrio. Artinya, belum bisa menghasilkan semua jenis sel. Ambil contoh, sel induk dari sumsum tulang belakang dan UCB (umbilical cord blood, UCB) merupakan sel induk haemotopoietic (HSC). Maksudnya, HSC hanya menghasilkan sel yang berhubungan dengan darah dan sistem kekebalan – sel darah putih (yang berperang melawan infeksi), sel darah merah (kurir oksigen bagi tubuh), dan platelet (keping darah, berfungsi membekukan darah). Banyak penelitian kini diarahkan ke sumber yang satu ini.
HSC kemudian digunakan pada transplantasi untuk menghasilkan sumsum tulang belakang pasien, yang lalu bisa menghasilkan sel darah merah, sel darah putih, dan sel penggumpal. Transplantasi HSC diperlukan manakala sumsum tulang belakang pasien tidak berfungsi karena suatu penyakit. Namun, untuk tipe kanker tertentu, kemoterapi dosis tinggi atau terapi radiasi tetap diperlukan untuk mempengaruhi pengobatan. Terapi itu akan merusakkan sel-sel di sumsum tulang belakang. Tranplantasi HSC lalu diperlukan untuk mengisi kekosongan darah dan sistem kekebalan.
Transplantasi SumSum Tulang
Sumsum tulang adalah jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Ada dua jenis sumsum tulang: sumsum merah (dikenal juga sebagai jaringan myeloid) dan sumsum kuning. Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih dihasilkan dari sumsum merah. Sumsum kuning menghasilkan sel darah putih dan warnanya ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak dikandungnya. Kedua tipe sumsum tulang tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah.
Transplantasi sumsum tulang merupakan prosedur dimana sumsum tulang yang rusak digantikan dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker. Transplantasi sumsum tulang dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri yang masih sehat. Hal ini disebut transplantasi sumsum tulang autologus. Transplantasi sumsum tulang juga dapat diperoleh dari orang lain. Bila didapat dari kembar identik, dinamakan transplantasi syngeneic. Sedangkan bila didapat dari bukan kembar identik, misalnya dari saudara kandung, dinamakan transplantasi allogenik. Sekarang ini, transplantasi sumsum tulang paling sering dilakukan secara allogenik.
Kenapa transplantasi sumsum tulang diperlukan dalam pengobatan Leukemia? Alasan utama dilakukannya adalah agar pasien tersebut dapat diberikan pengobatan dengan kemoterapi dosis tinggi dan atau terapi radiasi. untuk mengerti kenapa transplantasi sumsum tulang diperlukan, perlu mengerti pula bagaimana kemoterapi dan terapi radiasi bekerja. Kemoterapi dan terapi radiasi secara umum mempengaruhi sel yang membelah diri secara cepat. Mereka digunakan karena sel kanker membelah diri lebih cepat dibandingkan sel yang sehat. Namun, karena sel sumsum tulang juga membelah diri cukup sering, pengobatan dengan dosis tinggi dapat merusak sel-sel sumsum tulang tersebut. Tanpa sumsum tulang yang sehat, pasien tidak dapat memproduksi sel-sel darah yang diperlukan. Sumsum tulang sehat yang ditransplantasikan dapat mengembalikan kemampuan memproduksi sel-sel darah yang pasien perlukan.
Efek samping transplantasi sumsum tulang tetap ada, yaitu kemungkinan infeksi dan juga kemungkinan perdarahan karena pengobatan kanker dosis tinggi. Hal ini dapat ditanggulangi dengan pemberian antibiotik ataupun transfusi darah untuk mencegah anemia. Apabila berhasil dilakukan transplantasi sumsum tulang, kemungkinan pasien sembuh sebesar 70-80%, tapi masih memungkinkan untuk kambuh lagi. Kalau tidak dilakukan transplantasi sumsum tulang, angka kesembuhan hanya 40-50%.
Sumsum tulang (bone marrow) yang diberikan sewaktu suatu transplantasi datangnya dari anda atau dari seorang donor yang sumsum tulangnya cocok dengan milik anda.
Proses pencocokan disebut human leukocyte antigen testing (HLA testing). Suatu rentetan dari tes-tes darah mengevaluasi kecocokan atau kedekatan dari jaringan antara donor dan penerima. Hasil-hasil tes ini digunakan untuk membantu lab tipe jaringan (tissue-typing lab) mencocokan suatu cangkokan sumsum tulang donor pada anda. Bone marrow ditarik/dikeluarkan melalui suatu jarum yang dimasukan kedalam suatu tulang di pinggul. Prosedur ini dilaksanakan di ruang operasi dan pasien diberikan pembiusan keseluruhan. Jika sumsum tulang anda sendiri tidak dapat digunakan untuk transplantasi dan jika seorang donor tidak ditemukan, sel-sel induk (stem cells) mungkin dipanen dari peredaran darah anda.
Dosis yang sangat tinggi dari kemoterapi dan/atau terapi radiasi diberikan untuk menghancurkan sel-sel induk dan sel-sel darah yang abnormal. Terapi dosis tinggi pada dasarnya “menghapus” sumsum tulang normal anda. Sebagai akibatnya, jumlah-jumlah darah anda (jumlah sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan platelet-platelet) dengan cepat jatuh ke tingkat-tingkat yang rendah.
Selama fase perawatan ini, anda akan diberikan cairan-cairan intravena untuk menguras ginjal-ginjal anda dan mengecilkan kerusakan dari kemoterapi. Anda akan juga diberikan obat-obat untuk mengontrol mual, karena kemoterapi seringkali menyebabkan mual dan muntah.
Karena anda akan berada di suatu keadaan kesehatan yang rapuh dan tidak akan mempunyai cukup sel-sel darah putih untuk melindungi anda dari infeksi, anda akan diisolasi di kamar rumah sakit anda hingga setelah sumsum tulang baru mulai tumbuh. Penyedia-penyedia perawatan kesehatan anda akan memberikan anda petunjuk-petunjuk spesifik tentang prosedur isolasi. Pada hari anda menerima tranplantasi sumsum tulang anda, sumsum tulang yang telah dipanen diinfusikan kedalam suatu vena melalui suatu tabung intravena. Sumsum tulang tampak seperti darah yang gelap dan kental. Ia berpindah tempat ke rongga-rongga tulang yang besar (tulang dada, tengkorak, pinggul-pinggul, tulang-tulang rusuk dan tulang belakang), dan mulai menghasilkan sel-sel darah yang normal setelah beberapa minggu. Di Singapura pun hanya 5-10 persen ahli hemato-onkologi yang melakukannya, antara lain di National Cancer Centre Singapore, National University Hospital, Parkway Cancer Centre, dan The West Clinic Excellence Cancer Center. Biaya diperkirakan mencapai Rp 3 miliar untuk cangkok sumsum. Biaya itu untuk cangkok sumsum dan keperluan pendukungnya selama di Singapura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar